Thursday 11 March 2010

Askep Pada Pasien dengan Hernia

A. PENGERTIAN

Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) mrelalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan


B. KLASIFIKASI

Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi:

1. Hernia congenital /bawaan.


2. Hernia akuisita

Berdasarkan sifatnya hernia terbagi menjadi:

1. Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukkan kembali. Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk. Tidak terdapat keluhan atau gejala obstruktif.

2. Hernia ireponible yaiotu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda sumbatan usus.

Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi:

1. Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.

2. Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari dinding kantong hernia.

3. Hernia litter, hernia inkaserata/ strangulasi yang sebagian dinding ususnya yterjepit dalam cincin hernia

Etiologi:

Hernia congenital

- Processus vaginalis peritoneum persisten

- Testis tidak sampai scrotum, sehingga processus tetap terbuka

- Penurunan baru terjadi 1-2 hari sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutup dan pada waktu dilahirkan masih tetap terbuka

- Predileksi tempat: sisi kanan karena testis kanan mengalami desensus setelah kiri terlebih dahulu

- Dapat timbul pada masa bayi atau sesudah dewasa

- Hernia indirect pada bayi berhubungan dengan criptocismus dan hidrocele

Hernia didapat:

Ada faktor predisposisi

- Kelemahan struktur aponeurosis dan fascia tranversa

- Pada orang tua karena degenerasi/atropi

Faktor predisposisi:

- Tekanan intra abdomen meningkat

- Pekerjaan mengangkat benda-benda berat

- Batuk kronik

- Gangguan BAB, missal struktur ani, feses keras

- Gangguan BAK, mis: BPH, veskolitiasis

- Sering melahirkan: hernia femoralis


C. PATOFISIOLOGI

Pemijatan ke arah atas dapat menyebabkan isi benjolan tersebut pecah atau membengkak, sehingga menyebabkan keadaan berbahaya. Hernia dilipat paha pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Biasanya luka operasi akan sembuh dalam beberapa hari saja.

Infeksi akibat hernia menjadikan penderita merasakan nyeri yang hebat dan infasi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus sangat ditangani dan dokter karena dapat mengancam nyawa penderita.

Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia atau cincin hernia. Pembuluh darah di daerah tersebut lama kelamaan akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh darah perut sehingga dapat menyebabkan terjadi infeksi di dalam tubuh.


D. TANDA DAN GEJALA

1. Hernia reponible tanda dan gejalanya:

~ Pasien merasa tidak enak di tempat penonjolan

~ Ada penonjolan di salah satu lokasi abdomen misalnya inguinal, femoralis dan lain-lain. Benjolan timbul saat mengejan BAB, mengangkat beban berat ataupun saat aktivitas berat dan hilang pada waktu istirahat baring.

~ Kadang-kadang perut kembung.

~ Apabila terjadi perlengketan pada kantung hernia dan isi hernia maka tidak dapat dimasukkan lagi (ireponibel).

2. Hernia inkarserata, tanda dan gejalanya :

~ Adanya gambaran obstruksi usus dimana pasien mengalami obstipasi, muntah, tidak flatus, perut kembung dan dehidrasi.

~ Terjadi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.

~ Bila lelah terjadi strangulasi.

~ Pasien mengalami nyeri hebat di daerah hernia, dimana nyeri menetap karena rangsangan peritoneum. Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi diserta nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia.

~ Dapat dijumpai tanda peritonitis atau terjadi abses local, keadaan ini merupakan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan segera.


E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :

- Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.

- Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.



F. Penatalaksanaan

Prinsipnya untuk mencegah inkarserasi atau strangulasi semua hernia harus direpair, kecuali hernia direc yang kecil.

Konservatif:

- Hanya dilakukan pada keadaan yang masih reponibel.

- Dengan cara mengatasi factor-faktor predisposisi bukan penatalaksanaan yang ideal.

- Pada anak-anak dengan hernia indirect irreponibel diberi terapi konservatif dengan:

@ obat penenang (valium)

@ posisi trandelenburg

@ kompres es

Operatif:

Jenis operasi:

1. Herniotomi: pembebasan kantung hernia sampai pada lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan

2. Hernioplasti: memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

3. Herniografi: membuat plasty di abdomen sehingga LMR menjadi kuat.

Penanganan pasca opersi:

1. Pasca operasi perlu dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya hematoma.

2. Pasien dibaringkan dengan posisi semi fowler (berbaring dengan lutut ditekuk) agar diding abdomen tidak tegang.

3. Diusahakan agar penderita tidak batuk atau menangis.

4. Dalam waktu 1 bulan jangan mengangkut barang yang berat.

5. Selama waktu 3 bulan tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menaikkan tekanan intra abdomen.


Komplikasi

1. Perlekatan

2. H. Irreponibilis

3. Terjadinya jepitan menyebabkan isckemi

4. Infeksi yang dapat menimbulkan nekrose

5. Opstipasi

6. H.incarserata


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN

Preoperasi

1. Identitas

a. Pasien

b. Keluarga

2. Riwayat kesehatan

3. Pola kebiasaan

4. Pemeriksaan fisik

a. Perut kembung

b. Terdapat penonjolan di abdomen/inguinal/femoralis

c. Anak merasa tidak nyaman/nyeri pada daerah penonjolan

d. Obstipasi

e. Muntah


Pasca operasi

1. Identitas

a. Pasien

b. Keluarga

2. Riwayat kesehatan

3. Pola kebiasaan

4. Pemeriksaan fisik

a. Status kesadaran

b. Tanda-tanda vital

c. Terpasang infuse

d. Nyeri pada area insisi


B. Perencanaan
Preoperasi


No
Diagnosa keperawatan/masalah kolaborasi
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
1.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mengontrol nyeri dengan criteria hasil :
-          klien tampak rileks
-          anak bisa istirahat
-          tanda-tanda vital dalam batas normal
-          skala nyeri 0-2
1.        manajemen nyeri
-          Kaji tingkat nyeri, durasi, lokasi dan intensitas
-          Observasi ketidaknyaman non verbal
-          Gunakan strategi komunikasi terapetik
-          Gunakan teknik distraksi
-          Kaji tanda vital
2.        manajemen lingkungan
-          ciptakan suasana lingkungan yang tenang
-          kurangi stimulasi lingkungan
-          batasi pengunjung
3.        administrasi analgesic
-          kelola pemberian analgetik.
-          Perhatikan prinsip 6 B dalam pemberian obat.

2.
Kurang pengetahuan orangtua dan keluarga tentang kondisi penyakit klien.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan orangtua dan keluarga mengerti tentang kondisi penyakit klien dengan criteria hasil :
-          secara verbal keluarga mampu mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan
-          keluarga berpartisipasi dalam perawatan.
1.        Health education
-          Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan motivasi orang tua dan keluarga.
-          Jelaskan pengertian, tanda gejala, komplikasi, rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.        Teaching preoperative
-          Jelaskan mengenai jadwal, dan lokasi operasi
-          Jelaskan durasi tindakan operasi
-          Identifikasi kecemasan orangtua dan klien
-          Gambarkan tindakan preoperasi rutin (anestesi, diet, test laboratorium, IV terapi, ruang tunggu keluarga).

3.
Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur pembedahan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas keluarga dan klien berkurang dengan criteria :
-          keluarga mengungkapkan sumber kecemasan
-          koping keluarga adaptif
-          keluarga berpartisipasi dalam persiapan operasi
1.        reduksi cemas
-          jelaskan prosedur, termasuk sensasi seperti keadaan selama prosedur.
-          Temani klien untuk meningkatkan keamanan dan menurunkan kecemasan
-          Dengarkan keluhan klien dan keluarga.
-          Ciptakan lingkungan untuk meningkatkan kepercayaan.
-          Identifikasi perubahan level kecemasan
-          Dorong klien dan keluarga untuk mengungkapkan secara verbal tentang perasaan, persepsi dan ketakutan.
2.        teknik calming
-          pertahankan kontak mata
-          turunkan stimulus pembuat cemas
-          libatkan keluarga
3.        presence
-          tunjukkan penerimaan
-          jaga ketenangan
-          tunjukkan kesiapan jika keluarga dank lien memerlukan bantuan
-          cari orang lain yang dipercaya untuk memberikan support.













Pasca operasi
No
Diagnosa keperawatan/masalah kolaborasi
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
 1.
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mengontrol nyeri dengan criteria hasil :
-          klien tampak rileks
-          anak bisa istirahat
-          tanda-tanda vital dalam batas normal
-          skala nyeri 0-2
1.        manajemen nyeri
-          Kaji tingkat nyeri, durasi, lokasi dan intensitas
-          Observasi ketidaknyaman non verbal
-          Gunakan strategi komunikasi terapetik
-          Gunakan teknik distraksi
-          Kaji tanda vital
2.        Manajemen lingkungan
-          ciptakan suasana lingkungan yang tenang
-          kurangi stimulasi lingkungan
-          batasi pengunjung
4.        Administrasi analgesic
-          kelola pemberian analgetik.
-          Perhatikan prinsip 6 B dalam pemberian obat.
2.
Resiko infeksi b.d faktor resiko : prosedur invasif
Setelah perawatan resiko infeksi dpat dikontrol dengan criteria:
-          tidak terdapat tanda-tanda infeksi
-          nilai lab dalam batas normal

1.        Kontrol infeksi
-          Bersihkan lingkungan sekitar klien
-          Batasi pengunjung
-          Isolasi klien yang beresiko menularkan penyakit
-          Anjurkan untuk mencuci tangan termasuk pengunjung.
-          Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pasien lain
-          Gunakan universal precautions
-          Peertahankan intake cairan dan nutrisi/
-          Administrasi pemberian antibiotic.
-          Pertahankan istirahat.Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi.



DAFTAR PUSTAKA



Black, M, Joyce, Ester, (1997), Medical Surgical Nursing Clinical Management for Continuity of Case, Unites State of America.


Brunner and Suddent, 1980, Medical Surgical Nursing, J.B. Lippincott Company Phyladelphia.


Donna L. Wong, Marilyn Hockenberry-Eaton, Marilyn L.Winke David Wilson, et al (1999), Wholey and Wong’s Nursing Care of and Children, st Louis : Mosby.


Hudak and Gallo, (1996), Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI volume 11, EGC, Jakarta.


Nanda, 2001-2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Defnisi dan klasifikasi


Nursing Interventions Clasification, 2000, Edisi 3, IOWA Intervention Project


Nursing diagnosis a guide to planning care, www1.Us.Elsevierheatlh.com


Sowden A. Linda, Betz L. Caecily, (2002), Keperawatan Pediatri, EGC, Jakarta.


Suriadi and Rifa (2001), Asuhan KeperawatanPada Anak Edisi I, Jakarta.


7 comments: